 |
Klay Thompson (sumber: internet/ instamun.org) |
Golden State Warriors (GSW) lagi hot banget, ya. Mudah-mudahan
bener, karena saya cuma ngikutin NBA dari rekaman yang diambil dari berbagai
sumber dan suka telat ngikutin perkembangan isunya. Tapi sebenarnya bisa
ngikutin via NBA apps di android kan? Bisa, sih, tapi kalo terlanjur liat
berita dan belum nonton gamesnya, jadi ga bisa nikmatin gamesnya, jadi
seringkali saya dengan sengaja ga ngikutin perkembangannya dengan cepat. Eh, ga
hanya telat, saya juga ga ngikutin semua gamesnya, alias ga full ngikutin.
Well, ngomongin GSW, nih, kayanya tahun ini jadi tahun yang
istimewa banget buat GSW. Dilatih Steve Kerr, pelatih Rookie yang lama dilatih
oleh dua pelatih sukses NBA yaitu Phil jackson dan Gregg Popovich, meninggalkan
Andre Iguodala dan David Lee, dua pemain All-Stars, di bangku cadangan,
berkembangnya Draymond Green, dan tentunya bersinarnya Splash Brother, Stephen
Curry dan Klay Thompson.
GSW juga terbilang komplit, punya duo backcourt bintang, punya
rim protector, field goal percentage yang tinggi, pola permainan yang
menyenangkan. Bahkan mereka bisa bermain big line-up atau small line-up sama
baiknya. Soal pertahanan? Kalo liat tim yang offensive-minded kaya Phoenix Suns
jaman Steve Nash atau GSW sekarang, kayanya ga perlu terlalu pusing mikirin
pertahanan. Fakta bahwa GSW sekarang efektif juga menjalankan pola fastbreak mereka
mungkin bisa jadi bukti bahwa pertahanan mereka tidak bisa dianggap remeh.
Tapi ada beberapa hal yang bikin saya kuatir sama GSW ini. Pertama
mereka bukan high-flying team, entah ini istilahnya bener apa engga. GSW tidak
punya pemain semacam Kevin Durant, LeBron James, atau Blake Griffin yang bisa
mengobrak-abrik pertahanan lawan dan menyelesaikan serangan dengan dunk. Walaupun
ada Iguodala, namun dari tahun lalu sepertinya Iguodala diperankan sebagai
penyeimbang tim dengan tugas bagi-bagi bola. Klay juga makin berani penetrasi
mendekati paint-area, namun finishingnya biasanya dengan jump-shoot.
Satu lagi yang bikin kuatir. Gimana kalo pemain-pemainnya
lagi dalam off-night? Kalo bahasa basket jalanannya, lagi mati angin. Ini yang
keliatan pas GSW jumpa Sacramento Kings (SAC) di kandang GSW tanggal 23 Januari
2015 lalu. *sori kalo baru liat gamenya baru-baru ini. Bermain tanpa Small
Forward Rudy Gay, SAC berhasil mengimbangi GSW yang second-option scorernya,
seperti Green dan Harrison Barnes keliatan mati angin. Bahkan Curry pun
terlihat frustasi. Untuk menambahkan, unforced-errors juga banyak, dan
pertahanan SAC bisa memotong alur passing yang dijalankan GSW. Pada game ini
keliatan banget perlunya pemain yang tipenya menyerang dengan penetrasi ke
paint-area. Oiya, Iguodala sedang unavailable. Sedang cedera keliatannya.
Pertahanannya pun terlihat riskan. Bogut seperti bahan
mainan buat DeMarcus Cousins yang pilihan menyerangnya lebih banyak karena
malam itu mid-range shootingnya lagi on-fire.
Pada Quarter ketiga, para pemain GSW benar-benar terlihat
off dengan beberapa tembakan yang gagal dari Curry, Barnes, Green dan Bogut,
ditambah lagi unforced-errors yang bikin SAC punya kesempatan memimpin laga. Hanya
tiga pemain GSW yang bisa mencetak poin di Quarter ini. Curry lewat dua
free-throws dan Green lewat lay-up hasil dari set-play yang matang. Satu lagi
siapa? Klay yang mencetak 37 poin dari 41 poin yang dihasilkan GSW pada quarter
ini. 37 poin itu rekor NBA!!!
Beneran deh, kapan GSW ini bisa distop. Karakter cepat,
offensive-minded dan mengandalkan long-range shoot ini bakal riskan ketika
mereka sedang off. Pada games lain, GSW yang motor serangannya dari Curry dan
Klay, bisa survive karena Barnes, Green, bahkan Justin Holiday selalu on
sehingga bisa bikin poin-poin kejutan. Saat semuanya, bahkan Curry sedang off, Klay
bisa take-over. Sendirian pula. Frustasinya pertahanan SAC bahkan terlihat saat
Green mencetak poin. Semuanya kacau, perhatian berat banget ke Klay dan Green
get good position below the rim unattended.
Jadi kesimpulannya
tetep. GSW cuma bakal kedodoran kalo mereka off. Tapi kapan?