Apa jadinya jika anak usia di bawah 10 tahun diperkenalkan dengan olahraga baseball-softball, sementara mereka belum mempunyai kecakapan yang cukup untuk memukul dan menangkap objek bergerak? Laporan pandangan mata saya pada lanjutan Turnamen Pelajar XI, baseball-softball-T-ball hari Sabtu (31/10), di Lapangan Baseball-Softball Gelora Bung karno, ditambah hasil riset kecil yang bersumber dari beberapa situs internet, mungkin dapat menjawab pertanyaan di atas.
Banyak orangtua menginginkan anaknya aktif melakukan aktivitas fisik. Aktivitas fisik, terutama olahraga, dipercaya mampu meningkatkan kemampuan motorik kasar anak, selain juga mendorong tumbuhnya sikap-sikap positif pada anak seperti kepercayaan diri, disiplin, kerjasama dan semangat berkompetisi serta nilai-nilai sportivitas.
Salah satu olahraga yang menurut pengalaman saya dapat merangsang perkembangan kemampuan motorik kasar anak adalah baseball-softball. Latihan baseball-softball relatif mudah dilaksanakan serta cukup variatif, seperti lempar-tangkap, latihan memukul dan mengejar bola sampai variasi-variasi permainan lain. Lempar-tangkap dan memukul bola dapat melatih koordinasi badan anak, sementara mengejar bola mampu mengembangkan kecepatan serta sedikit kemampuan keseimbangan. Hal ini yang membuat saya menggunakan baseball-softball sebagai alternatif favorit aktivitas fisik dan mengenalkan olahraga pada anak-anak.
Pada usia di bawah 10 tahun, hanya sedikit anak yang mempunyai koordinasi badan yang baik, yang mampu mengidentifikasi dan memukul atau menangkap objek bergerak. Apa jadinya jika anak-anak itu diperkenalkan dengan olahraga baseball-softball yang mengharuskan mereka memukul dan menangkap bola? Bakal banyak bola strike ketika pitching dan permainan menjadi menjemukan.
Modifikasi adalah jawabannya. Untuk memuaskan hasrat anak dan, terutama, orang tua dalam melihat anaknya berkompetisi, maka pertandingan baseball-softball untuk anak di bawah usia 10 tahun diubah menjadi lebih mudah menjadi sebuah permainan yang dikenal dengan nama T-Ball. Dalam T-Ball, pitching dihilangkan diganti dengan menempatkan bola pada tiang yang tingginya bisa diatur sesuai pemukul (batter), sementara pitcher hanya berperan sebagai pemain bertahan dan catcher juga tidak diperkenalkan. Permainan dirancang dengan memaksimalkan partisipasi anak, sehingga setiap inning tidak dibatasi pada peraturan tiga kali out seperti Baseball-Softball pada umumnya. Setiap putaran inning berganti jika semua pemain menyerang (batter) yang berjumlah sembilan orang telah berkesempatan memukul bola. Permainan juga digelar di lapangan yang jauh lebih kecil.
Dengan segala kemudahannya, peran pelatih dan orangtua masih tetap besar mendampingi atlet cilik ini agar permainan dapat berjalan dengan meriah dan menyenangkan. Permainan juga berjalan menggemaskan karena, walaupun beberapa di antara mereka sudah mampu memukul bola sampai jauh, masih jamak terjadi pemandangan khas mereka ketika masih ada yang jatuh ketika mengambil bola, masih asyik sendiri dengan glove mereka, masih belum bisa menangkap lemparan bola temannya, bahkan sudah asyik ber-sliding-ria untuk mencapai base. Pemandangan inilah yang saya tangkap pada pertandingan SD Madania melawan SD Laurentia, sore Sabtu (31/10) itu. Untungnya, tidak ada yang ngambek atau menangis saat itu, semua bergembira pada pertandingan yang diakhiri dengan hasil imbang 12-12.
Banyak orangtua menginginkan anaknya aktif melakukan aktivitas fisik. Aktivitas fisik, terutama olahraga, dipercaya mampu meningkatkan kemampuan motorik kasar anak, selain juga mendorong tumbuhnya sikap-sikap positif pada anak seperti kepercayaan diri, disiplin, kerjasama dan semangat berkompetisi serta nilai-nilai sportivitas.
Salah satu olahraga yang menurut pengalaman saya dapat merangsang perkembangan kemampuan motorik kasar anak adalah baseball-softball. Latihan baseball-softball relatif mudah dilaksanakan serta cukup variatif, seperti lempar-tangkap, latihan memukul dan mengejar bola sampai variasi-variasi permainan lain. Lempar-tangkap dan memukul bola dapat melatih koordinasi badan anak, sementara mengejar bola mampu mengembangkan kecepatan serta sedikit kemampuan keseimbangan. Hal ini yang membuat saya menggunakan baseball-softball sebagai alternatif favorit aktivitas fisik dan mengenalkan olahraga pada anak-anak.
Pada usia di bawah 10 tahun, hanya sedikit anak yang mempunyai koordinasi badan yang baik, yang mampu mengidentifikasi dan memukul atau menangkap objek bergerak. Apa jadinya jika anak-anak itu diperkenalkan dengan olahraga baseball-softball yang mengharuskan mereka memukul dan menangkap bola? Bakal banyak bola strike ketika pitching dan permainan menjadi menjemukan.
Modifikasi adalah jawabannya. Untuk memuaskan hasrat anak dan, terutama, orang tua dalam melihat anaknya berkompetisi, maka pertandingan baseball-softball untuk anak di bawah usia 10 tahun diubah menjadi lebih mudah menjadi sebuah permainan yang dikenal dengan nama T-Ball. Dalam T-Ball, pitching dihilangkan diganti dengan menempatkan bola pada tiang yang tingginya bisa diatur sesuai pemukul (batter), sementara pitcher hanya berperan sebagai pemain bertahan dan catcher juga tidak diperkenalkan. Permainan dirancang dengan memaksimalkan partisipasi anak, sehingga setiap inning tidak dibatasi pada peraturan tiga kali out seperti Baseball-Softball pada umumnya. Setiap putaran inning berganti jika semua pemain menyerang (batter) yang berjumlah sembilan orang telah berkesempatan memukul bola. Permainan juga digelar di lapangan yang jauh lebih kecil.
Dengan segala kemudahannya, peran pelatih dan orangtua masih tetap besar mendampingi atlet cilik ini agar permainan dapat berjalan dengan meriah dan menyenangkan. Permainan juga berjalan menggemaskan karena, walaupun beberapa di antara mereka sudah mampu memukul bola sampai jauh, masih jamak terjadi pemandangan khas mereka ketika masih ada yang jatuh ketika mengambil bola, masih asyik sendiri dengan glove mereka, masih belum bisa menangkap lemparan bola temannya, bahkan sudah asyik ber-sliding-ria untuk mencapai base. Pemandangan inilah yang saya tangkap pada pertandingan SD Madania melawan SD Laurentia, sore Sabtu (31/10) itu. Untungnya, tidak ada yang ngambek atau menangis saat itu, semua bergembira pada pertandingan yang diakhiri dengan hasil imbang 12-12.
![]() |
Lapangan Baseball-Softball Gelora Bung Karno dengan latar belakang gedung-gedung di Jalan Jend. Sudirman |
![]() |
Batter yang siap memukul bola yang ditaruh di tiang T-Ball |
![]() |
Pelatih memberikan instruksi untuk memukul |
![]() |
Orangtua turut membantu memberikan instruksi |
![]() |
Batter dan pemain bertahan yang hendak mengejar bola |
![]() |
Pemain berlari menuju base |
![]() |
Bersalaman di akhir laga, mengajarkan sportivitas sejak dini |
Referensi mengenai T-Ball:
Baseball-Softball di Indonesia:
Pitcher / Pitching = http://en.wikipedia.org/wiki/Pitcher_%28baseball%29
Inning = http://en.wikipedia.org/wiki/Inning
Tidak ada komentar:
Posting Komentar