Halaman

Rabu, 27 Oktober 2010

Macet Jakarta - eyes #1

Premanisme, kesenjangan sosial dan kemacetan adalah 3 hal yang paling saya benci di Jakarta. Dua pertama sangat sulit saya hindari, namun untuk kemacetan, saya mempunyai beberapa trik untuk menghadapinya. Satu hal yang paling mudah dilakukan ialah dengan membiasakan 'hidup nomaden' dalam artian membiasakan diri beristirahat dan menghabiskan waktu menunggu macet reda di tempat publik. Misalnya, saya rela menonton pertandingan basket membosankan di Gelanggang Remaja Soemantri Brodjonegoro, Kuningan sampai pukul 20.00 setelah menyemangati adik pada pertandingan sebelumnya yang usai pukul 18.00. Atau mengatur jadwal untuk tidak membuat janji pada waktu puncak macet pukul 16.00 sampai pukul 19.00. 

Macet pun kerap mendera ketika hujan turun. Menurut pengamatan saya hujan membuat macet karena banyak pengendara kendaraan roda dua berteduh dengan memarkir kendaraannya di sembarang tempat di badan jalan. Penyebab lain adalah adanya genangan air yang membuat mobilitas kendaraan terganggu.

Jadi, menurut catatan saya, pukul 16.00 sampai 19.00 adalah saat yang buruk untuk berada di jalanan Jakarta, dan 'jadwal' itu bisa melar sampai pukul 20.00 jika hujan turun. Setelahnya jalanan Jakarta cukup bersahabat bagi pengendara motor seperti saya. Tapi hari Senin, 25 Oktober 2010, catatan itu menguap. Pukul 21.49, Jalan Kyai Tapa dari Roxy ke arah Daan Mogot terlihat sangat padat, layaknya waktu puncak pulang kantor. Sebuah pemandangan yang sangat tidak lazim. Sambil berjalan kaki ke jalan S. Parman, dan melakukan beberapa ambilan-gambar, tidak terasa waktu beranjak ke pukul 22.50 dan jalan tol dalam kota, tepatnya di flyover Grogol ke arah Tangerang, masih nampak kemacetan yang luar biasa. Hellllooooo... pukul 22.50 itu bukannya waktu untuk tidur, ya? Memang 'menakjubkan' kemacetan Jakarta hari itu, untungnya hari itu saya tidak mempunyai jadwal yang mengharuskan saya berada di jalanan, kecuali untuk mengabadikan gambar-gambar berikut.

Suasana Jalan Kyai Tapa dari Roxy ke arah Daan Mogot pukul 21.49 WIB

Suasana Jalan Kyai Tapa dari Roxy ke arah Daan Mogot.

Pukul 22.16 WIB masih ada antrian pada layanan halte Transjakarta, padahal waktu normal operasional layanan ini hanya sampai pukul 22.00 WIB

Seorang polisi sedang membantu lalu lintas di Jalan S. Parman di depan Kampus B Universitas Tarumanegara

Belasan pengendara motor berupaya untuk menyalakan kembali motornya setelah mati terendam air


Seorang Pengendara motor berjuang melewati genangan air di Jalan S. Parman, depan Kampus B Universitas Tarumanegara
Suasana padatnya jalan tol dalam kota di Flyover Grogol ke arah Tangerang, kontras dengan jalanan yang ke arah Bandara Soekarno-Hatta

Suasana padatnya jalan tol dalam kota di Flyover Grogol ke arah Tangerang

Flyover Grogol arah Tangerang dan Slipi, dan genangan air pada jalanan di bawahnya

Link terkait mengenai Macet Jakarta:

WATER BENDER, SOLUSI UNTUK BANJIR JAKARTA

WUIHH... HEBAT EUY! JAKARTA-KU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar